Jika
kita lihat saat ini jumlah pengangguran dinegri kita semakin hari-semakin
meningkat, baik pengangguran dari kalangan yang berpendidikan rendah sampaipun
pendidikan tinggi. Setiap tahun setiap sekolah, setiap universitar mengeluarkan
dan meluluskan siswa dan mahasiswanya. Namun tidak semua yang lulus tersebut
terserap menjadi tenaga kerja yang produktif. Banyak diantara saudara-saudara
kita yang terjebak pada mindset menjadi karyawan. Sehingga setiap kali kita
melihat kelulusannya maka mereka berramai-ramai mengirim lamaran pekerjaan
diberbagai perusahaan swasta maupun milik pemerintah, yang ternyata jumlah
kebutuhan tenanga kerja ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang butuh
pekerjaan. Akhirnya dikarenakan ketidak
sesuaian ini, seperti kita lihat sekarang dari tahun ke tahun semakin meningkat
jumlah pengangguran dinegeri kita.
Dalam
rangka untuk mengurangi masalah pengangguran dinegeri kita ini, maka hendaknya
kita rubah mindset kita dari sekrang. Jangan lagi berfikir kita sekolah untuk
mencari kerja, namun rubahlah bahwasannya ilmu yang anda dapatkan itu untuk
membangun dan membuka lapangan kerja bagi orang lain. Tentu anda pernah
mengingat perkataan bahwa menjadi kepala ayam itu lebih baik daripada menjadi
ekor gajah bukan? Nah inilah saatnya bagi anda untuk menjadi kepala ayam
sekarang juga.
Untuk
dapat membuka lepangan kerja tentunya bukan dengan cara anda melamar kerja,
tapi dengan cara anda membuka usaha anda. Jadilah anda sebagai pengusaha.
Karena dengan anda menjadi pengusaha maka anda akan dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi orang lain, karena dalam menjalankan usaha tentunya anda
membutuhkan orang lain untuk bekerja, baik berupa karyawan ataupun rekan kerja.
Namun untuk
memulai usaha ini masih banyak hambatan yang mungkin kita temui. Diantara
hambatan yang paling banyak ditemui oleh seorang calon pengusaha adalah
hambatan permodalan. Bahkan masalah permodalan ini bukan hanya merupakan
hambatan bagi para calon pengusaha, terkadang para pengusaha yang sudah mapan,
sudah berjalan usaha nya sekian lama pun masih memiliki masalah permodalan,
baik masalah penamabahan, pengurangan dan lain sebagainya.
Karena
permodalan ini merupakan masalah, maka tentunya ini bukanlah hambatan untuk
kita memulai usaha. Karena pada dasarnya setiap masalah itu tentunya dapat kita
selesaikan dengan sedikit kejelian dan keinginan yang kuat. Ingatlah pepatah
yang mengatakan man jadda wa jada , yaitu barang siapa yang memiliki
tekat kuat, sungguh-sungguh maka ia akan berhasil.
Dalam
hal pemecahan masalah permodalan ini banyak cara yang pernah ditempuh oleh
pengusaha maupun calon pengusaha. Yang banyak terjadi dan kita lihat saat ini
dalam memecahkan permasalahan ini adalah dengan mengambil kredit atau pinjaman
permodalan ke perbankkan konvensional atau ribawi yang jelas di dalamnya
terdapat banyak pelanggaran terhadap syariat Islam. Sungguh disayangkan ini
juga banyak terjadi dikalangan para pengusaha yang bergaman Islam dan tahu akan
larangan masalah riba. Sebagiannya ada yang beralasan terpaksa atau darurat,
dan sebagiannya bermudah-mudah terhadap salah satu dosa besar ini.
Padahal
jika kita mempelajari dalam syariat ini tidak ada darurat sebagaimana darurat
untuk hal yang lain dalam permasalahan riba seperti yang telah dijelaskan para
ulama. Karena Allah telah menyuburkan shodaqoh dan menghancurkan riba. Lalu
mengapa anda ingin menentang Allah dengan menegakkan riba, padahal Allah telah
menghancurkannya?! Bukankah masih banyak jalan lain untuk mencari permodalan
selain dari kredit / pinjaman riba?
Maka hendaknya
riba ini bagi setiap pengusaha muslim adalah salah satu fokus utama yang harus
dihindarinya. Betapa banyak pengalaman dari para pengusaha yang ingin instan
dalam permodalan mengambil riba akhirnya hancur bersama riba itu? Apakah masih
kurang carita-cerita tentang hancurnya suatu usaha akibat? Bahkan system keuangan
ribawi yang katanya kokoh kuat pun harus hancur krisis dikarenakan asas di
dalamnya adalah riba.
Saudaraku
yang mudah-mudahan dirahmati Allah, jika kita lihat di saat ini, bukankan
banyak dari saudara-saudara kita sesama muslim yang dari segi perekonomian
berada pada tingkatan menengah keatas. Ini adalah peluang bagi para calon
pengusaha. Karena sesungguhnya yang memiliki uang bukanlah hanya bank, tetapai saudara
kita sesama muslim pun ternyata banyak yang memiliki kecukupan uang.
Lalu
mengapa kita tidak menfaatkan saudara kita ini saja untuk kita ajak kerja sama
baik investasi ataupun sejenisnya? Atau mungkin paling minimnya seorang calon
pengusaha dapat mengambil pinjaman dari muslim yang kaya untuk dapat memulai
usahanya.
Kepercayaan.
Yah, kepercayaan ini ternyata masih sangat kurang dikalangan kita sesama muslim.
Sehingga walaupun banyak saudara kita sesama muslim yang memiliki kelebihan
uang atau kecukupan uang namun masih banyak yang enggan untuk menanamkan
permodalan kepada calon pengusaha atau pengusaha yang sudah berjalan. Hal ini
dikarenakan kepercayaan yang kurang terhadap sesama muslim.
Mengapa
kepada sesama muslim saja orang sudah memberikan kepercayaan? Jawabnya karena
saat ini kejujuran itu adalah hal yang sangat mahal baik dikalangan muslim atau
non muslim. Betapa banyak seorang muslim yang tidak jujur, mereka suka main
tipu-tipu dengan jaan terang-terangan ataupunjalan yang samar. Banyak diantara
saudara kita muslim yang diawal perjanjiannya terlihat jujur, diawal kerjasama
terlihat amanah, orang yang takut terjebak dalam dosa menipu atau sejnisnya,
namun dengan jalannya waktu ternyata kejujuran itu hilang. Mulailah samar-sama
terlihat dustanya, samar-samar terlihat kebihongannya, yang akhirnya jelas
sudah terlihat aslinya. Entah kejujuran diawal itu adalah sekedar samaran atau
memang niat awalnya jujur namun seiring waktu tergoda oleh godaan syaiton dari
kalangan jin dan manusia.
Maka
dari sini, untuk mendapatkan permodalan guna membangun usaha ini, modal
utamanya adalah kejujuran. Katika kita sudah mampu jujur, mampu menjaga amanah,
mampu menjadi orang muslim yang terpercaya, tentu saudara kita sesama muslim
pun tidak sungkan-sungkan untuk bekerja sama dengan kita, baik memberikan pinjaman
uang untuk modal ataupun kerja sama investasi atau sejenisnya.
Dengan
kejujuran yang tertanam di hati-hati seorang muslim yang di aplikasikan dalam
amalan shaleh, maka insya Allah kita dapat menjauhi riba, dan tidak lagi
memaksakan bahwa keadaan kita darurat sehingga memaksa kita untuk mengambil
pinjaman riba yang telah dihancurkan Allah ta’ala.
Inilah
letak keagungan syariat Allah dalam hal kejujuran. Bahwasannya dengan bermodal
menjalankan syariat Islam, ternyata kitapun dapat dimudahkan Allah dalam
permasalahan dunia kita. Simak Firman Allah ta’ala berikut, mudah-mudahan
dapat memotivasi kita semua untuk teguh di jalan yang haq,
“Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang
tiada disangka-sangkanya.”
(QS. Ath Tholaq: 2-3).
Fanpage kami STRATEGI
BISNIS MUSLIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar