Kunci Memulai Bisnis Lanjutan..


Diantara hal yang banyak di kejar oleh kebanyakan manusia adalah kesuksesan. Kesuksesan ini bisa berupa kesuksesan di dunia dan di akhirat. Sebagian orang ada yang hanya mengejar kesuksesan dunia, dan sebagian lagi hanya berfokus pada akhirat hingga ia melupakan dunia. Keduanya ini adalah hal yang kurang benar. Karena ketika orang dalam hidupnya hanya berfokus pada kesuksesan dunia, dan melupakan akhirat, maka mereka akan melakukan sesuatu tanpa timbangan syariat Islam, yang akhirnya, perkara haram pun di terjangnya hanya untuk mencari dunia dan kesenangannya.

Namun di sisi lain ada sebagian saudara kita yang hanya fokus mengejar akhirat, hingga dunianyapun ia lupakan. Hal ini juga merupakan perkara yang kurang pada tempatnya. Karena bagaimanapun diakui, bahwa untuk mengejar akhirat, kita butuh dunia. Coba hitung, berapa banyak ibadah-ibadah akhirat yang membutuhkan sokongan dari materi dunia untuk dapat melaksanakannya. Misalnya seperti ibadah haji, zakat, shodaqoh, dan yang lainnya. Maka cara yang tepat untuk mendapatkan akhirat adalah dengan berfokus mengejar akhirat dan tidak melupakan dunia sebagai penyokongnya. Sehingga ketika ia akan memulai bisnis nya, ketika akan memulai pekerjaannya, maka semuanya berlandaskan pada tujuan akhirat, sehingga ia tidaklah melanggar apa-apa yang di haramkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Melanjutkan tulisan mengenai kunci memulai bisnis yang telah lalu, maka dapat di rumuskan beberapa cara dalam memulai bisnis dengan berfokus pada tujuan akhirat sebagai berikut.

Fokus Pada Tujuan
Saat seorang muslim ingin memulai bisnis dalam rangka mencari keridhoan Allah subhanahu wa ta’ala maka salah satu kunci nya adalah harus fokus pada tujuan. Fokus pada tujuan ini ada beberapa sisi. Salah satu sisi fokus pada tujuan adalah kita mengembalikan semua apa yang kita usahakan dalam bisnis adalah hanya bertujuan pada keridhoan Allah yaitu kesuksesan di akhirat kelak. Maka di sisi lain, hal ini akan menimbulkan konsekuensi yang harus ditanggung. Konskwensi dari fokus pada tujuan akhirat adalah bahwa kita harus senantiasa berpayung pada syariat Islam dalam berbuat dan dalam melangkah. Maka kita harus mampu menahan diri dari perbuatan, atau langkah-langkah bisnis yang di larang dalam syariat. Seperti misalnya kita menjauhi semua perkara yang mengandung ribawi, kita menjahui semua perkara dalam hal-hal yang menimbulkan gharar dalam berbisnis, kita menjauhi perkara-perkara dalam mengambil hak orang lain tanpa hak, dan lain sebagainya.

Setelah kita berpatokan pada fokus utama dalam kita berbisnis, maka akan lebih baik kalau kita mampu menjabarkan tujuan utama tersebut menjadi hal-hal yang dapat terukur berupa visi dan misi yang akan kami singgung pada poin berikutnya. Dan di saat kita memulai bisnis, hingga bisnis dapat berjalan, maka kita harus terus fokus pada tujuan. Dan tidak membuat tujuan-tujuan cabang lainnya, yang hal ini dapat berpengaruh pada performance bisnis kita.

Memiliki Visi  Misi
Memiliki visi misi yang jelas merupakan jabaran dari tujuan utama seorang muslim dalam berbisnis yang telah di singgung pada poin diatas. Setiap pengusaha atau pebisnis haruslah memiliki visi dan misi saat akan memulai bisnis. Karena dengan berpatokan dengan visi misi ini, maka kemjuan bisnis kita dapat terpantau dan terukur. Sejauh mana dalam kita memulai bisnis ini progresnya. Apakah bisnis kita berkembang, ataukah tetap, atau bahakan menurun.

Dengan memiliki visi misi yang jelas dalam memulai bisnis ini juga dapat di jadikan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan kedepannya. Dengan kita mengetahui keadaan bisnis kita, apakah berkembang, tetap, atau mundur, maka kita dapat merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat bagi kemajuan usaha kita.
In syaa Allah bersambung…

Kunci Memulai Bisnis

Memulai bisnis mungkin bagi sebagian orang merupakan pekerjaan yang kurang meyakinkan bagi sebgian masyarakat kita. Mengingat di masyarakat kita ini masih banyak yang memiliki mindset bahwa pekerjaan yang dapat menjadi dan meyakinkan untuk di pegang adalah menjadi PNS atau karyawan di sebuah perusahaan besar.

Dan kebanyakan orang tua di negeri kita ini tidak menginginkan anak-anaknya menjadi seorang pebisnis. Mereka menginginkan dan mengarahkan anak-anak mereka sedemikian rupa untuk menjadi karyawan baik pemerintah maupun swasta. Bahkan mereka dalam menseleksi calon pendamping anak mereka pun di pilih yang memiliki pekerjaan tetap.

Dan masih besarnya anggapan di masarakat kita bahwa menjadi pengusaha atau pebisnis adalah jalan cadangan. Jadi ketika tujuan utama yaitu melamar kerja tidak di terima-terima, lalu frustasi dan di pilihlan berikutnya adalah jalan berwirausaha ini.

Namun memang jika kita lihat cukup banyak pengusaha saat ini yang memulai usahanya di saat kepepet dan akhirnya kini menjadi pengusaha yang sukses dan maju. Namun walau begitu bukan berarti dalam memulai bisnis ini harus menunggu kita kepept dulu. Karena sesungguhnya dalam bisnis ini di butuhkan ketekunan, kesabaran dan mental yang kuat. Maka bagi siapapun yang ingin memulai bisnis, baik dalam keadaan kepepet ataupun longgar maka butuh konsentrasi dan kesungguhan.

Daintara hal-hal yang merupakan kunci dalam memulai bisnis seorang muslim dalam hal modal mindset dan mental yang harus dimiliki adalah : 

Kesungguhan 
Untuk dapat memulai bisnis, maka hal yang di butuhkan oleh seorang calon pengusaha adalah kesungguhan. Kesungguhan dalam artian sungguh-sungguh ingin memulai dan memilih jalan bisnis. Bukanlah sebagai sambian, sampingan yang dapat ditinggal sewa            ktu-waktu dapat di pungutnya di kemudian hari ketika di butuhkan. Mungkin hal ini bisa saja kita lakukan, namun untuk target jangka panjang, strategi bisnis dengan cara ini tidak akan efektif dan akan tergerus oleh kerasnya persaingan di dunia bisnis.

Selain kesungguhan dalam hal merancang dan menjalankan bisnis, sebagai seorang pebisnis muslim kunci yang utama dan pertama harus dimiliki dalam menerapkan strategi bisnis adalah patuh dan taat pada rambu-rambu dan batasan yang telah di larang dalam syariat Islam. Karena diantara hal yang sering dilupakan oleh para pebisnis muslim adalah batasan dalam Islam. Misalnya salah satunya adalah Riba yang jelas-jelas telah haram di dalam Islam. Namun di dalam kenyataannya kebanyakan pebisnis yang muslim ini banyak yang dalam usahanya selalu berikatan dengan riba. Seolah-olah riba ini sudah merupakan hal pokok dalam bisnis.

Banyak anggapan dari para calon pebisnis muslim bahwa bagiamana bisa memulai bisnis tanpa riba. Sementara bisnis harus dibangun diatas modal yang kuat. Dan modal ini tidaklah bisa di dapat kecuali dengan pinjaman riba dengan segala bentuknya. Sehingga mereka pun ciut nyali dan akhirnya pun terjerumus dalam riba atau minimal jadi pengangguran terselubung.

Masalah memulai bisnis ini merupakan hal yang cukup rumit bagi sebgian orang. Namun hal ini masih bisa di tanggulangi menggunakan strategi – strategi dalam membangun bisnis bagi seorang muslim. Karena tidaklah rizki itu berhenti pada manusia kecuali telah habis usianya.

Untuk menangulangi permasalahan pelik seputar riba disini, maka seorang pengusaha harus mencari jalan pintas dalam usaha yang menggunakan modal kecil dan terjangkau. Strategi bisnis dengan modal kecil ini insyaa Allah akan kami tulis dalam satu artikel tersendiri pada tempatnya nanti biidznillah. 

Mental Baja 
Bagi seorang muslim yang ingin memulai suatu bisnis dalam kehidupannya, maka yang ia butuhkan selanjutnya adalah mental yang kuat bak baja. Karena dalam bisnis ini, mental kita akan di gembleng dengan berbagai macam rintangan di dalamnya. Siapa saja yang memiliki mental yang lembek, maka mereka akan mental dan terhempas dari kancah dunia bisnis.

Mental yang kuat bak baja disini bukan berarti terus berani segalanya termasuk berani rugi dengan bertindak kurang perhitungan. Namun disini berani adalah berani berspekulasi dengan perhitungan yang kuat dan teliti. Tidak grusa-grusu, tergesa-gesa dan selalu berfikir matang sebelum mengambil keputusan yang pada akhirnya nanti apapun yang terjadi terhadap keputusan yang ia ambil ia siap menerimanya baik untung atau ruginya. 

Kerja Keras 
Kerja keras merupakan faktor utama dalam strategi memulai bisnis. Karena memang dalam bisnis ini diakui atau tidak sangat membutuhkan kerja yang ekstra di bandingkan menjadi karyawan atau PNS. Bahkan ada opini bahwa di awal-awal membangun bisnis bukanlah kita dapat makan dari bisnis kita itu, tapi justru kita di makan oleh bisnis. Karena saat – saat terberat dalam bisnis adalah saat memulai, merintis usaha dan kemudia saat – saat ketika usha mulai turun. Maka disinilah di butuhkan kerja keras atau kerja yang ekstra. Kita harus rela mencurahkan waktu kita untuk fokus kepada bisnis yang kita tekuni.

Namun yang harus di jadikan catatan bagi seorang pebisnis muslim, dalam hal kerja keras dan kerja ekstra dalam membangun bisnis ini adalah selalu menempatkan sesuatu pada porsinya. Tempatkanlah kewajiban selalu di nomor paling depan, kemudian yang lainnya. Jangan sampai waktu kita tersita hanya untuk mencari dunia, hanya untuk tersibukkan oleh urusan dunia, namun bagilah waktu tersebut secara proporsional dalam hidup kita. Jangan tinggalkan dunia, dan jangan pula Lupa akhirat. Karena bagaimanapun kita akan selalau butuh dunia untuk menunjang perbekalan menuju kampung akhirat kelak yang merupakan tujuan akhir dari kehidupan manusia. Jangan sampai kita menukar akhirat dengan dunia yang hina. Jadikanlah waktu dalam hidup yang sejenak ini untuk memperbanyak bekal di akhirat.
In Shaa Allah bersambung…