Merenungi Nikmat Yang Terlupa


Rizki merupakan hal yang telah ditetapkan oleh Allah bagi setiap manusia yang terlahir di dunia ini. Tidak satupun manusia yang luput dari rizkinya. Dan tidakpula rizki seseorang dapat tertukar dengan rizki orang lain. Maka hendaknya setiap manusia tidaklah takut akan kekurangan rezeki atau tidak kebagian rezeki Allah.
Kaya atau miskin sudah merupakan ketetapan. Dan setiap orang kaya, banyak harta bukanlah tolok ukur kemuliaan manusia, dan setiap orang yang miskin juga bukanpula tolok ukur kehinaan manusia. Manusia sama semuanya dihadapan Allah dari berbagai lapisan soasial dan harta yang dimilikinya, yang membedakan meraka adalah tingkat ketaqwaannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Maka jangan khawatir kalaupun dengan sediktinya rizki yang kita miliki dari segi materi. Mungkin hal ini dimata manusia adalah kehinaan, namun bisa jadi di hadapan Allah jalla jallaluhu adalah kemuliaan ketika kekurangan itu diiringi dengan ketaqwaan.

Jika kita mau berfikir lebih luas, maka kenikmatan dari Allah ar Rohman bukanlah saja dari sisi harta benda, atau materi. Namun jika kita dapat mentadaburi kebesaran dan ke Maha Penyayangnya Allah  kepada kita, maka kita tidak akan dapat menghitung nikmat Allah ini.

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. An-Nahl: 18)

Diantara nikmat-nikmat yang sering kita tidak menyadarinya yaitu dari nikmat kesehatan, nikmat bernafas dengan bebas, nikmat dapat mengkonsumsi segala macam makanan yang halal, nikmat waktu luang, nikmat menuntut ilmu, nikmat bersyukur, dan berbagai macam nikmat-nikmat lain yang mungkin orang yang memiliki harta berlebih, materi yang banyak tidak dapat menikmati nikmat ini.

Dari Ibnu Abbas, dia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)

Jika kita lihat saat ini, betapa banyak orang kaya yang waktunya habis di luaran hanya untuk mencari dunia, Betapa banyak orang kaya tidak dapat menikmati kesehatannya, betapa banyak orang kaya yang tidak dapat menikmati hartanya karena selalu merasa kurang, betapa banyak orang kaya yang tidak dapat merasakan sehat dan makan makanan yang enak karena sakit, betapa banyak orang kaya yang susah untuk bersyukur sehingga hatinya gersang, dan betapa banyak orang kaya yang tidak memiliki waktu untuk menuntut ilmu.

Maka disini sedikit saja kita dapat melihat betapa banyaknya nikmat yang telah Allah anugrahkan kepada kita yang sering kita tidak menyadarinya. Kita sering lupa, karena kita terlalu sering menengadah keatas, dan lupa melihat ke bawah dan lupa bersyukur. Kita sering lupa, bahwa apa yang ada saat ini pada kita adalah hal yang terbaik untuk kita. Maka dengan bersyukur ini kita dapat menikmati anugrah yang Allah berikan kepada kita.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS. Ibrahim: 7)