Beda Muslim dan Kafir Dalam Berusaha


usaha muslim

Dalam menjalankan suatu usaha, seorang muslim tentu akan berbeda dengan orang selain muslim. Karena seorang muslim mengetahui bahwasannya agamanya adalah agama yang sudah disempurnakan Allah subhanahu wa ta’ala yang telah mengatur segala sisi aspek kehidupan manusia termasuk di dalamnya yaitu syariat dalam menjemput rizki. Ini tentu berbeda dengan orang non muslim yang mereka dalam berusaha tujuannya bukan mencari rizki, namun semata-mata hanyalah ingin meraup keutungan yang banyak, ingin mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan aturan-aturan yang ada.

Maka dari sini perlu kita mengetahui beda dari seorang muslim dalam berusaha mencari rizki yang halal dan seorang non muslim dalam mencari harta kekayaan. Oleh karena itu, mari kita lihat beberapa point perbedaan seorang muslim dan non muslim dalam menjalankan muamalahnya usahanya di bawah ini.

1.    Fokus Usaha

Dikarenakan seorang muslim mengetahui akan syariat Allah yang telah mengatur segala macam aspek kehidupan termasuk usaha, maka tentu fokus dalam usaha akan berbeda dengan orang non muslim. Jika seorang muslim dalam usaha, dalam mengembangkan usahanya itu di dasarkan pada prinsip halal dan haram, maka tentunya non muslim tidaklah memiliki patokan ini.

Mengapa seorang muslim memiliki prinsip halal dan haram di dalam menjalankan muamalahnya? Tentu ini dikarenakan tauhid yang ada di dalam keyakinannya. Ketika seorang muslim itu memiliki tauhid yang kuat, memiliki akidah yang lurus, pemahaman yang benar dalam agamanya, maka tentu ia akan takut ketika ia beramal ternyata amalnya mengundang muraka Allah. Seorang muslim tahu, ketika ia menjalankan usaha ada batasan-batasan syar’i yang harus ia jalankan. Dan karena takutnya ia terhadap siksa Allah kelak bagi orang-orang yang melanggar syariat Allah dan ia hanya berharap surga Allah maka tentu ia akan selalu berlaku jujur, dan mengambil hal-hal yang halal saja dalam urusan dunianya.

Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim mengetahui aturan-aturan syariat Islam dalam bermuamalah. Karena fokus utama dalam kehidupannya di dunia adalah beramal sholih dan mengharap hanya berkah dan keridhoan Allah, dan bukan hanya sekedar kekayaan, harta atau materi belaka sebagaimana orang-orang non muslim.

2.    Tujuan Usaha

Dalam menentukan tujuan usaha tentu akan berbeda seorang muslim dan non muslim. Jika seorang muslim tujuannya adalah keberkahan muamalah yang ia jalani sehingga hal tersebut dapat menjadi amal sholih dan bekal baginya di akhirat, sedangkan non muslim mereka tujuannya hanyalah dunia saja dan tidak perhatian terhadap akhiratnya.

Maka hendaknya sebagai seorang muslim kita harus memiliki tujuan akhirat dalam meraih dunia kita. Jangan sampai ada seorang muslim yang memuliki tujuan sama seperti orang-orang kafir yang di dunia ini mereka hidup hanya bertujuan mencari dunia dan segala perhiasannya hingga ia lali terhadap akhiratnya. Ia terjang apa yang diharamkan Allah, ia terjang aturan-aturan dan batasan-batasan syariat dalam bermuamalah, ia lalaikan ibadah kepada Allah, ia lupa menuntut Ilmu syar’i. Maka mari mulai dari saat ini kita perbaiki tujuan usaha kita dengan hanya mengharap padahala yang banyak dari Allah.

3.    Aturan Usaha

Jika seorang muslim dalam menjalankan usahanya ia memiliki aturan – aturan nya tersendiri yang landasannya adalah syariat Islam, namun orang-orang kafir dalam membuat aturan usahanya hanyalah berlandaskan pada aturan untung rugi saja.

Misalnya, dalam Islam berbuat riba, mengambil riba dalam segala hal termasuk modal usaha adalah haram. Maka seorang muslim dalam menjalankan usaha dilarang menggunakan dana ribua, bantuan riba karena ini adalah haram yang larangannya langsung dari Allah yang disebutkan di dalam al-Qur’an. Atau missal di dalam aturan perusahaan untuk karyawan, di dalam Islam dilarang untuk ikhtilat atau campur baur antar lawan lenis, maka seorang pengusaha muslim yang sejati ia akan memisahkan karyawan laki-lakinya dengan karyawan wanita untuk menghindari ikhtilat dan kerusakan yang lebih besar.

Namun yang disayangkan saat ini, ternyata banyak dari kaum muslim yang memiliki usaha namun mereka kurang perhatian dengan aturan usahanya. Mereka mengambil uang riba untuk memajukan usahanya, mereka membiarkan karyawannya campur baur antara laki-laki dan perempuan, mereka membatasi karyawannya melaksanakan ibadah, melaksanakan sunnah seperti membatasi waktu sholat, melarang memanjangkan jenggot, melarang celana diatas mata kaki dan lain sebagainya.

Maka ketika kita mengatahui bahwasannya kita muslim itu berbeda dengan orang kafir, hendaknya kita memperhatikan hal ini. Jangan sampai karena hanya mengetahui bahwasannya urusan dunianya hanyalah untuk mencari dunia saja, hingga mereka berlaku sama seperti orang kafir.

4.    Batasan Muamalah

Dalam hal batasan muamalahnya, tentu seorang muslim akan lebih berhati-hati. Mereka tidak akan bermuamalah, berjual beli dengan barang-barang yang haram. Mereka (muslim) tidak akan tolong menolong dalam keburukan, apalagi tolong menolong dengan orang kafir untuk menjatuhkan saudaranya sesama muslim karena persaingan bisnis. Bukankah loyal kita harus ditempatkan hanya kepada sesama muslim saja, dan kita wajib berlepas diri dari orang-orang kafir?

Walaupun dalan hal ini, seorang muslim dibolehkan bekerja sama dengan orang kafir. Yaitu bekerja sama dalam hal-hal yang baik yang tidak mengandung penentangan terhadap syariat Islam. Misalnya kerja sama investasi, namun dalam investasi ini juga haru dilihat, apakah orang kafir yang bekerja sama dengan kita ini akan memanfaatkan dana yang ada ini untuk digunakan melalui jalan-jalan yang haram tidak, seperti riba, judi dan sejenisnya. Jika tidak digunakan untuk perniagaan yang haram maka dibolehkan, namun bekerja dengan sesame muslim itu tentu akan leluasa dan lebih baik.

5.    Ukuran Sukses  

Ukuran sukses seorang muslim tentu berbeda dengan ukuran sukses orang kafir. Jika kebanyakan orang non muslim ini menganggap kesuksesan itu diukur dari berapa banyak harga yang bisa ia dapatkan, setinggi apa tahta yang ia duduki, dan berapa banyak wanita yang dapat mereka kumpulkan, maka seorang muslim ukuran suksesnya hanya satu yaitu ketika ia dimasukkan ke dalam Surga dan di jauhkan dari Neraka, dan inilah sukses yang abadi. Dan ini telah dijelaskan dalam al-Qur’an.

Maka jika anda saat ini masih memiliki pemahaman sebagaimna orang – orang non muslim dalam mengukur kesuksesan, rubahlah saat ini juga. Jangan sampai kita sama seperti orang kafir yang menjadikan dunia di dadanya dan tidak mengharap akhirat. Karena seorang muslim itu hendaknya meletakkan dunia ditangannya dan akhirat di dadanya. Yaitu tidak meninggalkan dunia sama sekali, namun dunia ini untuk menyokong kahiratnya, tetap saja tujaun akhir seorang muslim adalah akhirat. Wallahu a’alam.

Mari like Fanspage kami di STRATEGI BISNIS MUSLIM

Pentingnya Marketing Mix Dalam Pemasaran


strategi marketing mix
Marketing merupakan suatu proses yang setiap pengusaha harus melakukan proses ini. Karena dengan melakukan proses marketing atau sering juga kita sebut pemasaran ini maka produk yang kita jual dapat dikenal di pasaran, dapat dikenal di pasaran, dapat menjadi pilihan bagi pelanggan sehingga banyak orang yang membeli produk kita.

Dalam menjalankan proses marketing ini, maka diperlukan suatu strategi untuk memaksimalkan hasil prosesnya. Mengingat tujuan marketing bagi sebuah perusahaan bukanlah hanya untuk mendapatkan pelanggan baru yang membeli produk jasanya, namun juga memberikan pelayanan terbaik dengan mempertimbangakn segala aspek dari dalam maupun luar perusahaan agar dapat mempertahankan pelanggan yang ada. Karena mempertahankan pelanggan yang ada ini biayanya lebih murah dibandingkan mencari pelanggan baru, dan pelanggan yang dapat loyal dengan perusahaan ini lebih banyak menguntungkan daripada pelanggan baru.

Salah satu bentuk strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh para pemasar adalah strategi yang sering disebut dengan marketing mix (bauran pemasaran) yang mencakup pada produk, price, promotion, place, participant, proces dan phsycal evidence. Dari sini dapat diketahui bahwasannya marketing mix atau bauran pemasaran seperti yang didefinisikan oleh Kotler adalah variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasar sasaran.

Dengan memperhatikan variable-variabel yang terkandung dalam bauran pemasaran atau marketing mix diatas, maka diharampakan proses pemasaran ini dapat mencapai tujuan dengan baik dan mendapatkanhasil yang optimal. Dimana tujuan pemasaran suatu usaha itu minimalnya ada tiga pokok yang penting, yaitu,

1.    Konsumen potensial mengetahu secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2.    Perusahaan dapat menjelaskan produk secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Maka menerapkan strategi marketing mix dengan memperhatikan variable-variabel di dalamnya merupakan salah satu proses yang harus dilakukan oleh seorang pengusaha atau pemasar dalam rangka mencapai target penjualan secara optimal. Insya Allah bersambung.

Menentukan Strategi Pemasaran Dengan Analisis SWOT



Dalam dunia bisnis, pemasaran merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan untuk kemajuan usaha. Karena melalui pemasaran ini, merk kita dapat dikenal secara luas, pelanggan dapat membeli produk kita, pelanggan dapat loyal dan memberikan berbagai macam keuntungan kepada perusahaan.

Sebuah perusahaan yang tidak mementingkan pemasaran bagi usahanya, maka niscaya ia akan hilang ditelan ketatnya persaingan bisnis saat ini.

Coba kita lihat dari berbagai perusahaan yang sudah mapan dan dikenal saat ini. Betapa besarnya anggaran yang mereka keluarkan hanya untuk melakukan pemasaran bisnisnya. Sebut saja salah satu merk bisnis jualan online seperti lazada misalnya, mungkin bagi pengguna facebook beberapa waktu yang lalu saat akan login anda mendapatkan iklan yang besar dihalaman luar FB ini. Coba anda bayangkan berapa besar dana yang ia keluarkan untuk hanya berikaln di facebook ini. Dan iklan ini hanyalah satu dari sekian banyak strategi pemasaran.

Untuk melakukan proses pemasaran, tentu sebuah perusahaan tidak serta merta langsung berjalan begitu saja. Sebagaimana pentingnya perencanaan dalam memulai bisnis, maka dalam memulai pemasaranpun harus diawali dengan perencanaan juga.

Mengapa perencanaan pemasaran ini peting bagi seorang pengusaha? Hal ini bertujuan agar starategi yang kita terapkan dalam pemasaran lebih fokus, tepat sasaran dan efektif serta efisien.

Salah satu cara untuk melakukan perencanaan pemasaran dalam rangkan menentukan strategi yang efektif adalah dengan menggunakan instrument SWOT atau yang juga sering disebut sebagai analisis SWOT. Metode ini tergolong metode klasik, namun penting kiranya bagi setiap pemasar dapat merumuskan dimana posisi oraganisasinya atau posisi perusahaannya, apa yang menjadi kekuatan, apa yang menjadi kelemahan, apa saja peluang dan apa saja ancaman yang mungkin terjadi.

Secara sederhana analisis SWOT ini difahami sebagai instrument yang didalamnya terdapat kerangka kerja berupa kekuatan dan kelemahan serta kesempatan dan ancaman. Dengan menggunakan kerangkan kerja ini diharapkan pemasaran usaha dapat lebih efektif dan tepat sasaran.

Lalu, bagaimana rincian poin-poin kerangka kerja dalam instrument SWOT dalam penerapannya?

Berikut dibawah ini secara sederhana dapat di rumuskan kerangka kerja dengan instrument SWOT untuk mengetahui posisi usaha atau bisnis kita. 


Setelah kita mengetahui posisi usaha kita berdasarkan kriteria yang terdapat pada instrument SWOT tersebut, maka dengan modal ini kita dapat memulai menyusuk strategi yang pas dan cocok untuk pemasaran usaha kita. Dengan bermodal analisis SWOT ini juga dapat kita jadikan sumber rujukan untuk menentukan perencanaan jangka panjang perusahaan dan perencanaan jangka pendeknya.

Mari like Fanspage kami di STRATEGI BISNIS MUSLIM  
www.StrategiBisnisMuslim.logspot.Com

Jujur Mental Pengusaha Muslim


Jujur Mental Pengusaha Muslim
Jika kita lihat saat ini jumlah pengangguran dinegri kita semakin hari-semakin meningkat, baik pengangguran dari kalangan yang berpendidikan rendah sampaipun pendidikan tinggi. Setiap tahun setiap sekolah, setiap universitar mengeluarkan dan meluluskan siswa dan mahasiswanya. Namun tidak semua yang lulus tersebut terserap menjadi tenaga kerja yang produktif. Banyak diantara saudara-saudara kita yang terjebak pada mindset menjadi karyawan. Sehingga setiap kali kita melihat kelulusannya maka mereka berramai-ramai mengirim lamaran pekerjaan diberbagai perusahaan swasta maupun milik pemerintah, yang ternyata jumlah kebutuhan tenanga kerja ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang butuh pekerjaan.  Akhirnya dikarenakan ketidak sesuaian ini, seperti kita lihat sekarang dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlah pengangguran dinegeri kita.

Dalam rangka untuk mengurangi masalah pengangguran dinegeri kita ini, maka hendaknya kita rubah mindset kita dari sekrang. Jangan lagi berfikir kita sekolah untuk mencari kerja, namun rubahlah bahwasannya ilmu yang anda dapatkan itu untuk membangun dan membuka lapangan kerja bagi orang lain. Tentu anda pernah mengingat perkataan bahwa menjadi kepala ayam itu lebih baik daripada menjadi ekor gajah bukan? Nah inilah saatnya bagi anda untuk menjadi kepala ayam sekarang juga.

Untuk dapat membuka lepangan kerja tentunya bukan dengan cara anda melamar kerja, tapi dengan cara anda membuka usaha anda. Jadilah anda sebagai pengusaha. Karena dengan anda menjadi pengusaha maka anda akan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, karena dalam menjalankan usaha tentunya anda membutuhkan orang lain untuk bekerja, baik berupa karyawan ataupun rekan kerja.

Namun untuk memulai usaha ini masih banyak hambatan yang mungkin kita temui. Diantara hambatan yang paling banyak ditemui oleh seorang calon pengusaha adalah hambatan permodalan. Bahkan masalah permodalan ini bukan hanya merupakan hambatan bagi para calon pengusaha, terkadang para pengusaha yang sudah mapan, sudah berjalan usaha nya sekian lama pun masih memiliki masalah permodalan, baik masalah penamabahan, pengurangan dan lain sebagainya.

Karena permodalan ini merupakan masalah, maka tentunya ini bukanlah hambatan untuk kita memulai usaha. Karena pada dasarnya setiap masalah itu tentunya dapat kita selesaikan dengan sedikit kejelian dan keinginan yang kuat. Ingatlah pepatah yang mengatakan man jadda wa jada , yaitu barang siapa yang memiliki tekat kuat, sungguh-sungguh maka ia akan berhasil.

Dalam hal pemecahan masalah permodalan ini banyak cara yang pernah ditempuh oleh pengusaha maupun calon pengusaha. Yang banyak terjadi dan kita lihat saat ini dalam memecahkan permasalahan ini adalah dengan mengambil kredit atau pinjaman permodalan ke perbankkan konvensional atau ribawi yang jelas di dalamnya terdapat banyak pelanggaran terhadap syariat Islam. Sungguh disayangkan ini juga banyak terjadi dikalangan para pengusaha yang bergaman Islam dan tahu akan larangan masalah riba. Sebagiannya ada yang beralasan terpaksa atau darurat, dan sebagiannya bermudah-mudah terhadap salah satu dosa besar ini.

Padahal jika kita mempelajari dalam syariat ini tidak ada darurat sebagaimana darurat untuk hal yang lain dalam permasalahan riba seperti yang telah dijelaskan para ulama. Karena Allah telah menyuburkan shodaqoh dan menghancurkan riba. Lalu mengapa anda ingin menentang Allah dengan menegakkan riba, padahal Allah telah menghancurkannya?! Bukankah masih banyak jalan lain untuk mencari permodalan selain dari kredit / pinjaman riba?

Maka hendaknya riba ini bagi setiap pengusaha muslim adalah salah satu fokus utama yang harus dihindarinya. Betapa banyak pengalaman dari para pengusaha yang ingin instan dalam permodalan mengambil riba akhirnya hancur bersama riba itu? Apakah masih kurang carita-cerita tentang hancurnya suatu usaha akibat? Bahkan system keuangan ribawi yang katanya kokoh kuat pun harus hancur krisis dikarenakan asas di dalamnya adalah riba.

Saudaraku yang mudah-mudahan dirahmati Allah, jika kita lihat di saat ini, bukankan banyak dari saudara-saudara kita sesama muslim yang dari segi perekonomian berada pada tingkatan menengah keatas. Ini adalah peluang bagi para calon pengusaha. Karena sesungguhnya yang memiliki uang bukanlah hanya bank, tetapai saudara kita sesama muslim pun ternyata banyak yang memiliki kecukupan uang.

Lalu mengapa kita tidak menfaatkan saudara kita ini saja untuk kita ajak kerja sama baik investasi ataupun sejenisnya? Atau mungkin paling minimnya seorang calon pengusaha dapat mengambil pinjaman dari muslim yang kaya untuk dapat memulai usahanya.

Kepercayaan. Yah, kepercayaan ini ternyata masih sangat kurang dikalangan kita sesama muslim. Sehingga walaupun banyak saudara kita sesama muslim yang memiliki kelebihan uang atau kecukupan uang namun masih banyak yang enggan untuk menanamkan permodalan kepada calon pengusaha atau pengusaha yang sudah berjalan. Hal ini dikarenakan kepercayaan yang kurang terhadap sesama muslim.

Mengapa kepada sesama muslim saja orang sudah memberikan kepercayaan? Jawabnya karena saat ini kejujuran itu adalah hal yang sangat mahal baik dikalangan muslim atau non muslim. Betapa banyak seorang muslim yang tidak jujur, mereka suka main tipu-tipu dengan jaan terang-terangan ataupunjalan yang samar. Banyak diantara saudara kita muslim yang diawal perjanjiannya terlihat jujur, diawal kerjasama terlihat amanah, orang yang takut terjebak dalam dosa menipu atau sejnisnya, namun dengan jalannya waktu ternyata kejujuran itu hilang. Mulailah samar-sama terlihat dustanya, samar-samar terlihat kebihongannya, yang akhirnya jelas sudah terlihat aslinya. Entah kejujuran diawal itu adalah sekedar samaran atau memang niat awalnya jujur namun seiring waktu tergoda oleh godaan syaiton dari kalangan jin dan manusia.

Maka dari sini, untuk mendapatkan permodalan guna membangun usaha ini, modal utamanya adalah kejujuran. Katika kita sudah mampu jujur, mampu menjaga amanah, mampu menjadi orang muslim yang terpercaya, tentu saudara kita sesama muslim pun tidak sungkan-sungkan untuk bekerja sama dengan kita, baik memberikan pinjaman uang untuk modal ataupun kerja sama investasi atau sejenisnya.

Dengan kejujuran yang tertanam di hati-hati seorang muslim yang di aplikasikan dalam amalan shaleh, maka insya Allah kita dapat menjauhi riba, dan tidak lagi memaksakan bahwa keadaan kita darurat sehingga memaksa kita untuk mengambil pinjaman riba yang telah dihancurkan Allah ta’ala.

Inilah letak keagungan syariat Allah dalam hal kejujuran. Bahwasannya dengan bermodal menjalankan syariat Islam, ternyata kitapun dapat dimudahkan Allah dalam permasalahan dunia kita. Simak Firman Allah ta’ala berikut, mudah-mudahan dapat memotivasi kita semua untuk teguh di jalan yang haq,

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3).

Fanpage kami STRATEGI BISNIS MUSLIM  

Mengenal Pelanggan


mengenal pelanggan
Dalam sebuah kegiatan bisnis, tentu tidak akan terlepas bagi kita dua hal yang penting yang harus kita ketahui, yaitu adanya penyedia layanan dan penerima layanan. Penyedia layanan dalam hal ini adalah pihak yang menyediakan berbagai layanan kepada konsumen, baik berupa layanan jasa maupun penyedian barang. Kemudian ada penerima layanan, yaitu mereka yang sering kita sebut sebagai pelanggan atau konsumen yang menerima layanan dari penyedia layanan.

Dari sisi penyedia layanan, khususnya dalam hal ini adalah yang berfokus pada profit tentunya dalam menjalankan usahanya tidak akan terlepas dari persaingan bisnis yang ketat. Mengingat saat ini hampir disetiap bidang usaha, baik jasa maupun penyediaan barang sudah menjamur pemainnya. Maka disini penting kiranya kita mengenal pelanggan kita sebagai penyedia layanan.

Secara umum, pelanggan atau sering juga kita sebut sebagai konsumen bagoi sebuah penyedia layanan itu terbagi menjadi dua, yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Peran kedua pelanggan ini, bagi suatu organisasi bisnis yang profit oriented sangatlah besar. Dimana merekalah pelaku dalam perputaran kegiatan usaha sehari-harinya. Jika tidak ada mereka (konsumen) maka usaha apapun tidak akan berjalan.

Jika dilihat dari tingkat pentingnya antara kedua konsumen atau pelanggan tersebut maka keduanya memiliki porsi yang sama yang setiap perusahaan membutuhkannya. Seperti pelanggan internal misalnya, mereka adalah orang-orang yang terlibat dalam proses penyediaan jasa tau proses produksi barang sejak dari perencanaan, pembuatan, pemasaran, penjualan, pengadministrasian sampai pada pengelolaan pelanggan. Pelanggan internal ini menjadi sangat penting karena merekalah yang akan memberikan citra kepada produk kita baik barang ataupun jasa itu baik atau buruk, memiliki nilai tambah atau sekedar hanya biasa-biasa saja. Oleh Karen persaingan yang berat disetiap bidang usaha, maka pengelolaan pelanggan internal bagi sebuah perusahaan adalah sangat penting karena menyangkut dengan kualitas produk yang akan diberikan kepada pelanggan eksternal.

Kemudian pelanggan eksternal, seperti yang tersirat diatas maka kita dapat mengetahui bahwa mereka adalah semua orang yang berada diluar organisasi / usaha yang menerima layanan penyerahan barang atau jasa dari organisasi atau perusahaan sebagai penyedia layanan. Pelanggan eksternal ini menjadi penting karena mereka adalah mitra yang akan merasakan dan membeli produk yang kita jual.

Merakalah (pelanggan ekternal) yang akan merasakn puas atau tidaknya terhadap produk kita, mereka yang akan merasakan apakah kebutuhan mereka terpenuhi atau tidak dengan membeli produk kita, ataukah bisa melebihi kebutuhan atau hanya biasa – biasa saja. Ketika mereka merasakan produk yang kita sediakan untuk mereka yaitu pelanggan eksternal itu dapat memenuhi standar kualitasnya, dan bahkan melebihi apa yang ia inginkan, maka kita secara tidak langsung telah mengikat pelanggan ekternal bagi usaha kita. Namun jika sebaliknya, kita acuhkan kualitas, kita tidak perhatikan keinginan pelanggan eksternal ini, maka kita telah mengusir mereka sejak pandangan pertama mereka terhadap usaha kita lalu kita tunggu usaha kita gulung tikar karena tidak memiliki pelanggan loyal.

Kita ketahui bersama dari berbagai penelitian bahwasannya jika dalam suatu perusahaan tingkat turn over nya tinggi maka tentu jasa atau barang yang dihasilkan akan kurang baik, dan ini merupakan salah satau tanda kegagalan suatu bisnis / badan usaha atau organiasai dalam melayani pelanggannya.

Maka dengan memahami sangat pentingnya pelanggan internal maupun eksternal dapat menjadikan kita lebih fokus melayani mereka dengan tidak melalaikan salah satunya. Karena ketika kita lalai terhadap pelanggan internal, tentu produk barang atau jasa yang kita hasilkan akan buruk yang juga akan berimbas pada larinya pelanggan eksternal karena mereka tidak mendapatkan apa yang dinginkannya atau bahkan kecewa. Maka proses layanan yang baik dari suatu usaha adalah proses layanan yang peduli pelanggan baik internal maupun eksternal.

Fanpage kami STRATEGI BISNIS MUSLIM  

Artikel : Mengenal Pelanggan 

Pentingnya Kualitas Produk


Pentingnya Kualitas Produk
Dalam menjalankan usaha, dari usaha jasa, usaha perdagangan barang, usaha sewa-menyewa atau yang lainnya, maka faktor kualitas layanan adalah hal pertama yang harus diperhatikan. Karena kualitas layanan, atau kualitas produk disini merupakan salah satu faktor utama kriteria pilihan pelanggan.

Coba kita tempatkan diri kita pada posisi pelanggan, ketika kita membeli suatu jasa layanan, atau membeli suatu produk, dan ketika mendapatkan produk tersebut dengan keadaan kualitas yang kurang, maka tentu kita akan complain, atau minimalnya kecewa terhadap produk tersebut. Dikarena kecewa dengan produk suatu merk tertentu, maka merk itu kedepannya tidak akan menjadi alternative pilihan membeli produk pada hari-hari berikutnya.

Dari sini dapat kita ambil kesimpulan kecil bahwasannya kualitas produk, kualitas layanan merupakan salah satu faktor penentu loyalnya seorang pelanggan kepada suatu merk atau perusahaan.

Lalu apa pentingnya loyalitas pelanggan bagi sebuat perusahaan? Apakah perlu kita mengejar loyalitas pelanggan?

Tentu ini merupakan teori yang sudah cukup lama, namun ini juga sangat penting diterapkan pada bisnis-bisnis di saat ini. Karena loyalitas ini sesungguhnya asset lunak yang sangat menentukan kebedaradaan sebuah merk atau perusahaan kedepannya. Coba anda bayangkan sebuah perusahaan yang tidak mengejar loyalitas pelanggan terhadap merknya? Maka apa yang akan terjadi? Tentunya satu demi satu pelanggannya akan berguguran eninggalakannya dan tinggal menunggu hari kebangkrutan usaha tersebut.

Nah karena pentingnya loyalitas pelanggan ini sebagai salah satu pengunci penjualan produk kita di masa yang akan datang, maka tentunya kita harus mengetahui apa saja kriteria seorang pelanggan untuk menentukan pilihannya / untuk menempatkan hatinya kepada suabuah merk usaha.

Yang paling mudah dan yang paling banyak dicari seorang pelanggan terhadap suatu merk produk atau layanan adalah kualitas. Maka kualitas produk ini merupakan salah satu kriteria yang akan dicari pada sebuah produk. Tentunya seorang pelanggan tidak akan terus menerus melakukan pembelian terhadap suatu jasa atau barang yang tidak memiliki kualitas. Nah disinilah nilai kualitas barang menjadi penting bagi sebuah merk atau jasa yang dijual.

Like Fanpage kami di STRATEGI BISNIS MUSLIM 

Memulai Bisnis Dengan Perencanaan


Memulai Bisnis
Banyak diantara kita yang ingin memulai bisnisnya, akan tetapi masih bingung, bagaimna dapat memulai bisnis. Atau kalaupun ada sedikit keberanian, banyak juga yang asal mulai da nasal jalan yang kemungkinannya belum diperhitungkan akhirnya harus bergonta-ganti bidang bisnis karena kurang perhitungan.  

Maka akan lebih baik jika kita memulai bisnis di persiapkan lengkap dengan perencanaan bisnis. Perencanaan bisnis ini ada beberapa pokok yang harus diperhatikan. Secara garis besar  pokok-pokok perencanaan bisnis sederhana yang dapat kita siapakan adalah,

A.    Survey Pasar
Yang pertama kali sebelum kita memulai bisnis yang hendaknya dilakukan oleh seorang calon pengusaha adalah melakukan survey pasar. Tujuan dari survey pasar ini adalah untuk mengetahui barang-barang apa, atau produk apa yang banyak diminati oleh konsumen. Hal ini dapat membantu kita dalam memasarkan barang. Karena jika suatu produk banyak dicari oleh konsumen, dan banyak peminatnya, dan ternyata tingkat persaingan di dalamnya masih relative rendah, maka ini adalah peluang besar bagi kita untuk masuk di wilayah bisnis ini.

Namun hal ini tidak menutup peluang untuk anda yang gemar berinovasi dengan produk-produk baru yang inovatif dan belum pernah ada sebelumnya. Bagi anda yang ingin masuk pasar barang-barang inovatis maka hendaknya juga dapat mensurvey selera konsumen berkenaan pada jenis produk yang akan kita msuki. Jadi selain inovatis, produk yang akan kita tampilkan tersebut juga memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, atau menjadi solusi permasalahan kebutuhan konsumen.

B.    Tentukan Produk
Setalah kita mendapatkan invormasi mengenai pasar yang sedang ramai di cari oleh konsumen, maka langkah berikutnya adalah kita menentukan jenis produk yang cocok untuk masuk ke pasar tersebut.

Jenis produk ini berkenaan dengan kualitas, dan harga hendaknya kita sesuaikan dengan pelanggan yang menjadi target kita. Ketika kita ingin membidik pasar mengenah kebawah, maka dapat disiasati dengan memberikan harga yang murah. Atau jika kita ingin mengambil kelas pasar yang tinggi, maka kita harus konsekwensi dengan kualitas produk yang akan kita tawarkan kepada pelanggan.

Namun pembagian kelompok-kelompok pelanggan ini tidak hanya dapat dikualifikasikan berdasarkan tingkat ekonomi saja. Namun juga bisa di kelompokkan berdasarkan budaya, agama, jenis pekerjaan, usia, dan lain sebagainya. Maka semakin jelas dan sesuai antara produk yang kita jual dengan  kelompok pelanggan yang kita bidik maka akan semakin baik penerimaan produk kita kelak di pasaran. Insyaa Allah.

C.   Bidik Pangsa Pasar
Telah disinggung pada poin sebelumnya masalah membidik pangsa pasar yang jelas. Artinya kita harus melihat bagaimana budaya atau kultur pasar yang akan kita masuki. Misalnya di suatu daerah itu tingkat permintaan yang tinggi dari konsumen adalah pproduk-produk dengan harga yang murah meriah. Maka ketika kita mau masuk ke dalam pasar daerah tersebut hendaknya menyesuaikan dengan harga yang banyak diminati di wilayah tersebut. Jika kita masuk dengan harga tinggi, maka kita telah salah masuk pasar.

Jadi dalam menentukan pangsa pasar kita harus jelas kategorinya. Baik dari segi kemampuan ekonomi, kebiasan di suatu wilayah, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, tingkat usia dll.

Contohnya, ketika kita ingin masuk pada penjualan produk-produk busana muslimah yang syar’i, maka ini tidak bisa kita lakukan penawaran penjualn di tempat-tempat nongkrongnya anak muda yang notabene mereka lebih suka berpakaian dengan pakaian minim dan gaul. Hendaknya kita msuk ke tempat-tempat yang pas dengan produk yang kita jual.

Jangan sampai kita menjual suatu produk, namun kita belum tahu, calon bakal siapa yang akan membeli produk kita. Atau hanya berpasarah, ya saya pengen jualan barang ini, ksaya jual disini, kalau ada yang mau beli Alhamdulillah, kalau tidak juga gak papa. Ini bukanlah mental pengusaha tangguh.Dan kebanyakan para pengusaha dengan modal mental yang lemah, maka ketika mereka gagal dalam ushanya, mereka akan kembali memilih jalan melamar menjadi karyawan apa saja yang penting kerja. Atau mereka pilih dari jalan-jalan pekerjaan yang haram.

D.   Pilih Tempat
Setelah kita mengetahui siapa bakal calon pelanggan yang akan membeli produk kita, kini saatnya kita mencari tempat yang cocok, dimana disana merupakan tempat calon pelanggan kita beraktifitas, atau minimal mereka mudah menemukan kita dengan tempat tersebut.

Penentuan tempat ini juga cukup penting dalam segi bisnis. Sebagai contoh, jika kita ingin mendirikan SPBU di tengah-tengah perkampungan, maka ini sama halnya kita membuang uang. Karena tempat yang tepat untuk mendirikan SPBU adalh di pinggir jalan raya dimana banyak kendaraan berlalu lalang melewati jalan tersebut.

E.    Tetapkan Harga
Penetapan harga ini juga selalu bersesuaian dengan poin-point diatas. Mengingat harga ini dapat kita pilih dengan menyesuaikan dengan tingkat ekonomi, jenis pekerjaan calon pelanggan kita. Ketika kita terlalu mahal memberi harga terhadap suatu produk untuk pasar tertentu, maka akan sangat jarang pembeli produk kita, dan begitu juga sebaliknya, ketika terlalu murah menwarkan harga produk di pasar kelas tinggi, maka tentu barang kita akan di cap sebagai barang kualitas renadahan, walaupun mungkin tidak seperti itu.

Maka dalam penetapan harga ini haruslah disesuai dengan point point sebelumnya, yang sudah barang tentu juga disesuaikan dengan harga modal termasuk biaya-biaya operasional.

F.    Tentukan Manajeman, Sistem, dan Promo-Promo
Setelah kita mendapatkan harga untuk produk kita yang sesuai, selanjutnya adalah kita harus memiliki manajemen yang jelas. Yaitu manajemen pengorganisasian, dan deskripsi kerja masing-masing individu yang terlibat dalam suatu usaha. Termasuk di dalmnya yaitu manajemen keungan, pelayanan, dan juga pelayanan purna jual.

Untuk menarik minat pelanggan, hal yang paling sederhana dan banyak dilakukan oleh pengusaha adalah dengan melakukan promo-promo produk. Entah produk produk dengan harga murah, pemberian diskon untuk produk tertentu, pemberian diskon dengan pembelian grosir, datau membuat kartu member untuk mengikat pelanggan agar loyal dan memberikan promo khusus kepada pelanggan tersebut.

Hal ini karena, tidak dipungkiri, bahwasannya loyalitas pelanggan terhadap suaha kita adalah faktor yang sangat a,at penting dalam kemajuan dan kelanggengan usaha kita. Dari berbagai penelitian dan sumber-sumber ahli di bidang marketing, majemen, dan lainnya menyebutkanbahwa ternyata untuk mendapatkan pelanggan baru itu membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan mempertahankan pelanggan yang ada.

Mungkin sedikit gambaran diatas dapat menjad referensi para calon pengusaha yang ingin memulai usaha dengan perencanaan sederhana, implementatif dan mudah. Walaupun jika kita tengok pada referensi - referensi buku ekonomi, manajemen, pemasaran, dan lainnya maka kita akan dapati banyak yang harus dipersiapkan. Termasuk harus menghitung modal, rencana pendapatan, BEP, dan lain sebagainya. Insyaa Allah dalam bentuk yang lebih sederhana kita akan mebahasnya. Dengan Izin Allah.  

Mari Like Fanpage Facebook kami di STRATEGI BISNIS MUSLIM