Jujur Mental Pengusaha Muslim


Jujur Mental Pengusaha Muslim
Jika kita lihat saat ini jumlah pengangguran dinegri kita semakin hari-semakin meningkat, baik pengangguran dari kalangan yang berpendidikan rendah sampaipun pendidikan tinggi. Setiap tahun setiap sekolah, setiap universitar mengeluarkan dan meluluskan siswa dan mahasiswanya. Namun tidak semua yang lulus tersebut terserap menjadi tenaga kerja yang produktif. Banyak diantara saudara-saudara kita yang terjebak pada mindset menjadi karyawan. Sehingga setiap kali kita melihat kelulusannya maka mereka berramai-ramai mengirim lamaran pekerjaan diberbagai perusahaan swasta maupun milik pemerintah, yang ternyata jumlah kebutuhan tenanga kerja ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang butuh pekerjaan.  Akhirnya dikarenakan ketidak sesuaian ini, seperti kita lihat sekarang dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlah pengangguran dinegeri kita.

Dalam rangka untuk mengurangi masalah pengangguran dinegeri kita ini, maka hendaknya kita rubah mindset kita dari sekrang. Jangan lagi berfikir kita sekolah untuk mencari kerja, namun rubahlah bahwasannya ilmu yang anda dapatkan itu untuk membangun dan membuka lapangan kerja bagi orang lain. Tentu anda pernah mengingat perkataan bahwa menjadi kepala ayam itu lebih baik daripada menjadi ekor gajah bukan? Nah inilah saatnya bagi anda untuk menjadi kepala ayam sekarang juga.

Untuk dapat membuka lepangan kerja tentunya bukan dengan cara anda melamar kerja, tapi dengan cara anda membuka usaha anda. Jadilah anda sebagai pengusaha. Karena dengan anda menjadi pengusaha maka anda akan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, karena dalam menjalankan usaha tentunya anda membutuhkan orang lain untuk bekerja, baik berupa karyawan ataupun rekan kerja.

Namun untuk memulai usaha ini masih banyak hambatan yang mungkin kita temui. Diantara hambatan yang paling banyak ditemui oleh seorang calon pengusaha adalah hambatan permodalan. Bahkan masalah permodalan ini bukan hanya merupakan hambatan bagi para calon pengusaha, terkadang para pengusaha yang sudah mapan, sudah berjalan usaha nya sekian lama pun masih memiliki masalah permodalan, baik masalah penamabahan, pengurangan dan lain sebagainya.

Karena permodalan ini merupakan masalah, maka tentunya ini bukanlah hambatan untuk kita memulai usaha. Karena pada dasarnya setiap masalah itu tentunya dapat kita selesaikan dengan sedikit kejelian dan keinginan yang kuat. Ingatlah pepatah yang mengatakan man jadda wa jada , yaitu barang siapa yang memiliki tekat kuat, sungguh-sungguh maka ia akan berhasil.

Dalam hal pemecahan masalah permodalan ini banyak cara yang pernah ditempuh oleh pengusaha maupun calon pengusaha. Yang banyak terjadi dan kita lihat saat ini dalam memecahkan permasalahan ini adalah dengan mengambil kredit atau pinjaman permodalan ke perbankkan konvensional atau ribawi yang jelas di dalamnya terdapat banyak pelanggaran terhadap syariat Islam. Sungguh disayangkan ini juga banyak terjadi dikalangan para pengusaha yang bergaman Islam dan tahu akan larangan masalah riba. Sebagiannya ada yang beralasan terpaksa atau darurat, dan sebagiannya bermudah-mudah terhadap salah satu dosa besar ini.

Padahal jika kita mempelajari dalam syariat ini tidak ada darurat sebagaimana darurat untuk hal yang lain dalam permasalahan riba seperti yang telah dijelaskan para ulama. Karena Allah telah menyuburkan shodaqoh dan menghancurkan riba. Lalu mengapa anda ingin menentang Allah dengan menegakkan riba, padahal Allah telah menghancurkannya?! Bukankah masih banyak jalan lain untuk mencari permodalan selain dari kredit / pinjaman riba?

Maka hendaknya riba ini bagi setiap pengusaha muslim adalah salah satu fokus utama yang harus dihindarinya. Betapa banyak pengalaman dari para pengusaha yang ingin instan dalam permodalan mengambil riba akhirnya hancur bersama riba itu? Apakah masih kurang carita-cerita tentang hancurnya suatu usaha akibat? Bahkan system keuangan ribawi yang katanya kokoh kuat pun harus hancur krisis dikarenakan asas di dalamnya adalah riba.

Saudaraku yang mudah-mudahan dirahmati Allah, jika kita lihat di saat ini, bukankan banyak dari saudara-saudara kita sesama muslim yang dari segi perekonomian berada pada tingkatan menengah keatas. Ini adalah peluang bagi para calon pengusaha. Karena sesungguhnya yang memiliki uang bukanlah hanya bank, tetapai saudara kita sesama muslim pun ternyata banyak yang memiliki kecukupan uang.

Lalu mengapa kita tidak menfaatkan saudara kita ini saja untuk kita ajak kerja sama baik investasi ataupun sejenisnya? Atau mungkin paling minimnya seorang calon pengusaha dapat mengambil pinjaman dari muslim yang kaya untuk dapat memulai usahanya.

Kepercayaan. Yah, kepercayaan ini ternyata masih sangat kurang dikalangan kita sesama muslim. Sehingga walaupun banyak saudara kita sesama muslim yang memiliki kelebihan uang atau kecukupan uang namun masih banyak yang enggan untuk menanamkan permodalan kepada calon pengusaha atau pengusaha yang sudah berjalan. Hal ini dikarenakan kepercayaan yang kurang terhadap sesama muslim.

Mengapa kepada sesama muslim saja orang sudah memberikan kepercayaan? Jawabnya karena saat ini kejujuran itu adalah hal yang sangat mahal baik dikalangan muslim atau non muslim. Betapa banyak seorang muslim yang tidak jujur, mereka suka main tipu-tipu dengan jaan terang-terangan ataupunjalan yang samar. Banyak diantara saudara kita muslim yang diawal perjanjiannya terlihat jujur, diawal kerjasama terlihat amanah, orang yang takut terjebak dalam dosa menipu atau sejnisnya, namun dengan jalannya waktu ternyata kejujuran itu hilang. Mulailah samar-sama terlihat dustanya, samar-samar terlihat kebihongannya, yang akhirnya jelas sudah terlihat aslinya. Entah kejujuran diawal itu adalah sekedar samaran atau memang niat awalnya jujur namun seiring waktu tergoda oleh godaan syaiton dari kalangan jin dan manusia.

Maka dari sini, untuk mendapatkan permodalan guna membangun usaha ini, modal utamanya adalah kejujuran. Katika kita sudah mampu jujur, mampu menjaga amanah, mampu menjadi orang muslim yang terpercaya, tentu saudara kita sesama muslim pun tidak sungkan-sungkan untuk bekerja sama dengan kita, baik memberikan pinjaman uang untuk modal ataupun kerja sama investasi atau sejenisnya.

Dengan kejujuran yang tertanam di hati-hati seorang muslim yang di aplikasikan dalam amalan shaleh, maka insya Allah kita dapat menjauhi riba, dan tidak lagi memaksakan bahwa keadaan kita darurat sehingga memaksa kita untuk mengambil pinjaman riba yang telah dihancurkan Allah ta’ala.

Inilah letak keagungan syariat Allah dalam hal kejujuran. Bahwasannya dengan bermodal menjalankan syariat Islam, ternyata kitapun dapat dimudahkan Allah dalam permasalahan dunia kita. Simak Firman Allah ta’ala berikut, mudah-mudahan dapat memotivasi kita semua untuk teguh di jalan yang haq,

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3).

Fanpage kami STRATEGI BISNIS MUSLIM  

Mengenal Pelanggan


mengenal pelanggan
Dalam sebuah kegiatan bisnis, tentu tidak akan terlepas bagi kita dua hal yang penting yang harus kita ketahui, yaitu adanya penyedia layanan dan penerima layanan. Penyedia layanan dalam hal ini adalah pihak yang menyediakan berbagai layanan kepada konsumen, baik berupa layanan jasa maupun penyedian barang. Kemudian ada penerima layanan, yaitu mereka yang sering kita sebut sebagai pelanggan atau konsumen yang menerima layanan dari penyedia layanan.

Dari sisi penyedia layanan, khususnya dalam hal ini adalah yang berfokus pada profit tentunya dalam menjalankan usahanya tidak akan terlepas dari persaingan bisnis yang ketat. Mengingat saat ini hampir disetiap bidang usaha, baik jasa maupun penyediaan barang sudah menjamur pemainnya. Maka disini penting kiranya kita mengenal pelanggan kita sebagai penyedia layanan.

Secara umum, pelanggan atau sering juga kita sebut sebagai konsumen bagoi sebuah penyedia layanan itu terbagi menjadi dua, yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Peran kedua pelanggan ini, bagi suatu organisasi bisnis yang profit oriented sangatlah besar. Dimana merekalah pelaku dalam perputaran kegiatan usaha sehari-harinya. Jika tidak ada mereka (konsumen) maka usaha apapun tidak akan berjalan.

Jika dilihat dari tingkat pentingnya antara kedua konsumen atau pelanggan tersebut maka keduanya memiliki porsi yang sama yang setiap perusahaan membutuhkannya. Seperti pelanggan internal misalnya, mereka adalah orang-orang yang terlibat dalam proses penyediaan jasa tau proses produksi barang sejak dari perencanaan, pembuatan, pemasaran, penjualan, pengadministrasian sampai pada pengelolaan pelanggan. Pelanggan internal ini menjadi sangat penting karena merekalah yang akan memberikan citra kepada produk kita baik barang ataupun jasa itu baik atau buruk, memiliki nilai tambah atau sekedar hanya biasa-biasa saja. Oleh Karen persaingan yang berat disetiap bidang usaha, maka pengelolaan pelanggan internal bagi sebuah perusahaan adalah sangat penting karena menyangkut dengan kualitas produk yang akan diberikan kepada pelanggan eksternal.

Kemudian pelanggan eksternal, seperti yang tersirat diatas maka kita dapat mengetahui bahwa mereka adalah semua orang yang berada diluar organisasi / usaha yang menerima layanan penyerahan barang atau jasa dari organisasi atau perusahaan sebagai penyedia layanan. Pelanggan eksternal ini menjadi penting karena mereka adalah mitra yang akan merasakan dan membeli produk yang kita jual.

Merakalah (pelanggan ekternal) yang akan merasakn puas atau tidaknya terhadap produk kita, mereka yang akan merasakan apakah kebutuhan mereka terpenuhi atau tidak dengan membeli produk kita, ataukah bisa melebihi kebutuhan atau hanya biasa – biasa saja. Ketika mereka merasakan produk yang kita sediakan untuk mereka yaitu pelanggan eksternal itu dapat memenuhi standar kualitasnya, dan bahkan melebihi apa yang ia inginkan, maka kita secara tidak langsung telah mengikat pelanggan ekternal bagi usaha kita. Namun jika sebaliknya, kita acuhkan kualitas, kita tidak perhatikan keinginan pelanggan eksternal ini, maka kita telah mengusir mereka sejak pandangan pertama mereka terhadap usaha kita lalu kita tunggu usaha kita gulung tikar karena tidak memiliki pelanggan loyal.

Kita ketahui bersama dari berbagai penelitian bahwasannya jika dalam suatu perusahaan tingkat turn over nya tinggi maka tentu jasa atau barang yang dihasilkan akan kurang baik, dan ini merupakan salah satau tanda kegagalan suatu bisnis / badan usaha atau organiasai dalam melayani pelanggannya.

Maka dengan memahami sangat pentingnya pelanggan internal maupun eksternal dapat menjadikan kita lebih fokus melayani mereka dengan tidak melalaikan salah satunya. Karena ketika kita lalai terhadap pelanggan internal, tentu produk barang atau jasa yang kita hasilkan akan buruk yang juga akan berimbas pada larinya pelanggan eksternal karena mereka tidak mendapatkan apa yang dinginkannya atau bahkan kecewa. Maka proses layanan yang baik dari suatu usaha adalah proses layanan yang peduli pelanggan baik internal maupun eksternal.

Fanpage kami STRATEGI BISNIS MUSLIM  

Artikel : Mengenal Pelanggan 

Pentingnya Kualitas Produk


Pentingnya Kualitas Produk
Dalam menjalankan usaha, dari usaha jasa, usaha perdagangan barang, usaha sewa-menyewa atau yang lainnya, maka faktor kualitas layanan adalah hal pertama yang harus diperhatikan. Karena kualitas layanan, atau kualitas produk disini merupakan salah satu faktor utama kriteria pilihan pelanggan.

Coba kita tempatkan diri kita pada posisi pelanggan, ketika kita membeli suatu jasa layanan, atau membeli suatu produk, dan ketika mendapatkan produk tersebut dengan keadaan kualitas yang kurang, maka tentu kita akan complain, atau minimalnya kecewa terhadap produk tersebut. Dikarena kecewa dengan produk suatu merk tertentu, maka merk itu kedepannya tidak akan menjadi alternative pilihan membeli produk pada hari-hari berikutnya.

Dari sini dapat kita ambil kesimpulan kecil bahwasannya kualitas produk, kualitas layanan merupakan salah satu faktor penentu loyalnya seorang pelanggan kepada suatu merk atau perusahaan.

Lalu apa pentingnya loyalitas pelanggan bagi sebuat perusahaan? Apakah perlu kita mengejar loyalitas pelanggan?

Tentu ini merupakan teori yang sudah cukup lama, namun ini juga sangat penting diterapkan pada bisnis-bisnis di saat ini. Karena loyalitas ini sesungguhnya asset lunak yang sangat menentukan kebedaradaan sebuah merk atau perusahaan kedepannya. Coba anda bayangkan sebuah perusahaan yang tidak mengejar loyalitas pelanggan terhadap merknya? Maka apa yang akan terjadi? Tentunya satu demi satu pelanggannya akan berguguran eninggalakannya dan tinggal menunggu hari kebangkrutan usaha tersebut.

Nah karena pentingnya loyalitas pelanggan ini sebagai salah satu pengunci penjualan produk kita di masa yang akan datang, maka tentunya kita harus mengetahui apa saja kriteria seorang pelanggan untuk menentukan pilihannya / untuk menempatkan hatinya kepada suabuah merk usaha.

Yang paling mudah dan yang paling banyak dicari seorang pelanggan terhadap suatu merk produk atau layanan adalah kualitas. Maka kualitas produk ini merupakan salah satu kriteria yang akan dicari pada sebuah produk. Tentunya seorang pelanggan tidak akan terus menerus melakukan pembelian terhadap suatu jasa atau barang yang tidak memiliki kualitas. Nah disinilah nilai kualitas barang menjadi penting bagi sebuah merk atau jasa yang dijual.

Like Fanpage kami di STRATEGI BISNIS MUSLIM